Rabu, 07 Januari 2009

Penurunan BI Rate Harus Diikuti Bunga Kredit

Penurunan BI rate sebesar 50 basis poin dari 9,25 persen menjadi 8,75 persen seharusnya segera diikuti dengan penurunan suku bunga kredit perbankan sehingga bisa mendorong pergerakan sektor riil.

"Langkah BI menurunkan BI rate 50 basis poin menjadi sentimen positif bagi sektor perbankan karena akan diikuti penurunan suku bunga simpanan rupiah dan suku bunga kredit," kata pengamat perbankan Ryan Kiryanto di Jakarta, Rabu.

Pengaruh ke perbankan ini, menurut Ryan sangat berdampak positif bagi sektor riil karena meringankan beban bunga bagi debitur, menyehatkan keuangan perusahaan, dan mendorong permintaan kredit.

Di sisi lain lanjutnya, suku bunga acuan yang menurun memberi sentimen positif ke bursa saham dan obligasi karena investor akan menyebar portofolio investasinya ke bursa.

"Langkah BI ini menjadi lebih berarti karena sejalan dengan semangat pemerintah menjaga ketahanan ekonomi di tengah krisis keuangan global melalui paket insentif fiskal," katanya.

Langkah BI, katanya juga patut diapresiasi karena berani menurunkan sebanyak 50 basis poin bukan hanya 25 basis poin. Ke depan, ruang penurunan BI rate masih akan bergantung pada ekspektasi inflasi.

"Jika melihat semua faktor inflatoir melemah seperti harga BBM turun, harga minyak dunia turun, ongkos produksi turun, nilai impor turun, supply and demand untuk sembako memadai, maka di bulan-bulan berikutnya ruang penurunan BI rate masih terbuka, minimal 25 basis poin," katanya.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu ini memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya (BI-Rate) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 8,75 persen.

Gubernur BI Boediono, mengungkapkan bahwa keputusan tersebut diambil setelah dilakukan evaluasi terhadap kondisi ekonomi dan moneter di dalam dan luar negeri saat ini.

"Imbangan resiko pada 2009 menghendaki `stance` kebijakan moneter memberikan perhatian pada upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengawal inflasi dan kestabilan Sektor keuangan dalam jangka menengah," katanya