Kamis, 22 Januari 2009

Kalangan Properti Prediksikan "Booming" Tahun 2010

Bisnis properti Indonesia diperkirakan akan bangkit kembali pada tahun 2010 karena otoritas moneter berencana untuk menurunkan terus suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA), kata kalangan eksekutif perusahaan pengembang dan agen properti.

"Saya memprediksikan tahun 2010 bisnis properti akan 'booming' kembali mengingat keinginan otoritas moneter untuk menurunkan suku bunga KPR dan KPA dari 12 persen tahun ini menjadi 10 persen tahun depan," kata Direktur PT Lippo Karawaci Tbk, Jopy Rusli kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, kecenderungan tersebut juga terlihat dari data lembaga riset properti dunia "Global Property Guide" yang menyebutkan bahwa selama tahun 2008 tingkat pertumbuhan investasi properti di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebesar 13,4 persen.

"Ini menunjukkan orang yang membeli properti dengan niat investasi mengalami pertumbuhan 13,4 persen di Indonesia, meskipun tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global," kata Jopy Rusli.

Hal senada dikemukakan Direktur Pemasaran Kemang Village, Jessica Quantero yang mengatakan bahwa produk kondominium Kemang Village selama tahun 2008 rata-rata laku terjual 10 unit per bulannya meskipun harganya di atas Rp1 miliar.

"Terkecuali pada Oktober 2008 terjadi penurunan sedikit, namun kembali normal bulan berikutnya," kata dia.

Ditambahkan Jessica Quantero, dalam rangka membantu para pembeli kondominium Kemang Village yang berniat menjual asetnya di pasar sekunder, pihaknya menjalin kerjasama dengan enam agen properti, yakni Ray White Kebayoran Baru, Century 21 Pertiwi, Abie Property, Focus Realty dan Orange Tee.

Data "Global Property Guide" menyebutkan pula bahwa tingkat pertumbuhan investasi di Filipina sebesar 11,23 persen, Malaysia 8,91 persen, Thailand 7,46 persen dan terendah di Singapura sebesar 2,8 persen.

Hal senada dikemukakan prinsipal agen properti "Abie Property", Abie, yang memprediksikan pada tahun 2010 pasar primer dan sekunder properti Indonesia akan mengalami lonjakan kembali.

"Lonjakan penjualan terutama akan dialami oleh produk- produk properti yang memiliki lokasi yang strategis, fasilitas lengkap, serta proyek selesai sesuai jadwal," kata Abie.