Senin, 12 Januari 2009

Garuda Siap Melantai di Bursa

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar kini sudah bisa menarik sedikit napas lega. Pasalnya, sejumlah upaya yang dilakukan manajemen Garuda mulai membuahkan hasil.

Selama 2008, flag carrier ini akan membukukan pendapatan Rp 18,9 triliun dengan laba bersih Rp 589 miliar. Tahun ini, pendapatan dan laba bersih si burung besi itu diproyeksikan akan meningkat jadi Rp 24 triliun lebih dan Rp 653 miliar.

Karena kinerjanya mulai membaik, pemerintah pun kembali menghidupkan rencananya lamanya: menjual saham Garuda di pasar modal. “Target kami, tahun ini Garuda sudah harus melakukan IPO (initial public offering),” kata Said Didu, Sekretaris Negara BUMN.

Namun Said Didu belum berani memberikan kepastian waktunya, mengingat saat ini kondisi pasar modal di dalam negeri lagi jelek. Selain itu, Garuda juga sedang merestrukturisasi utangnya. “Dalam proses penyelesaian,” katanya.

Kabarnya, saham Garuda yang akan dilepas ke masyarakat mencapai 30%. Dari penjualan saham itu Garuda mentargetkan meraup dana Rp 4,2 triliun. Dana sebesar itu rencananya akan digunakan untuk menyelesaikan utang Garuda (Rp 2,5 triliun) dan menambah pesawat (Rp 1,7 triliun).

Para analis pasar modal yakin, dengan statusnya sebagai flag carrier, saham Garuda bakal diminati masyarakat. “Lagi sakit saja banyak yang tertarik membeli Garuda Indonesia,” kata seorang analis.

Ia lalu menyebut beberapa perusahaan yang pernah menyatakan minatnya meminang Garuda Indonesia. PT Rajawali Corpora, perusahaan milik pengusaha Peter Sondakh, misalnya. Atau, Texas Pacific, perusahaan investasi non-bursa asal Amerika Serikat--yang menggandeng Air Canada dan Lufthansa Airlines.

Syahdan, Temasek Holdings dari Singapura juga ingin membeli saham maskapai tersebut. Lufthansa dan Lion Air dikabarkan berniat membeli saham Garuda juga. Namun, harapan mereka untuk menguasai Garuda terpaksa harus pupus di tengah jalan. Penyebabnya, pemerintah berubah pikiran.

Pemegang saham Garuda itu menyatakan tak akan menjual Garuda kepada siapa pun. Paling tidak, dalam waktu dekat ini. Pemerintah, waktu itu, lebih mengandalkan Telkom dan Jamsostek untuk menolong maskapai ini. Karenanya, rencana IPO Garuda ini bisa menjadi angin segar bagi investor pasar modal.