Rabu, 11 Februari 2009

Media 'Online' Acuan Pebisnis Indonesia

Media online ternyata menempati posisi tertinggi sebagai sumber informasi terpercaya para pebisnis di Indonesia, mengalahkan media massa lain.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Edelman Trustbarometer, Aditya Chandra Wardhana, dalam konfrensi pers terkait hasil survei perusahaan tersebut atas tingkat kepercayaan masyarakat terhadap satu instansi, di Jakarta, Selasa (10/2).

Dari hasil survei 200 orang elit informasi, ia mengatakan, ada tiga sumber informasi paling dipercaya menurut kalangan elit informasi Indonesia, yakni isi berita online, berita televisi, dan komunikasi langsung dari manajemen perusahaan.

Tingkat kepercayaan para elit informasi yang berpendidikan sarjana untuk konten online mencapai 41%. Sedangkan untuk televisi mencapai 40%, dan komunikasi langsung pada manajemen perusahaan mencapai 36%.

Sementara untuk tingkat kepercayaan di tingkat media konvensional, artikel di majalah bisnis berada di peringkat kedua mencapai 35%, diikuti radio 29%, dan terakhir baru surat kabar yang mencapai 27%.

Aditya mengatakan, survei memang dilakukan kepada para eksekutif yang berusia 25 tahun hingga 65 tahun, dengan penghasilan mencapai Rp 30 juta ke atas.

"Mereka terbiasa mengikuti berita online karena mereka butuh informasi cepat untuk mengambil keputusan," ujarnya.

Kebanyakan mereka membutuhkan informasi awal dari setiap kebijakan atau peristiwa terkait isu global yang kemungkinan berdampak pada usaha di sektor masing-masing.

"Selanjutnya mereka akan mengontak secara pribadi pengamat-pengamat yang biasanya sudah mereka kenal," tukasnya.

Dari hasil survei itu sendiri ternyata media massa menjadi institusi yang paling bisa dipercaya dengan presentase mencapai 77%, dibandingkan dengan korporasi, pemerintah, dan LSM.

Dari hasil survei pengusaha berada di urutan kedua dengan presentase sebesar 62%, LSM diurutan ketiga dengan presentase 46%, dan pemerintah 45%.

Edelman sendiri merupakan perusahaan yang telah melakukan survei terkait kepercayaan masyarakat atas kondisi aktual secara global. Survei telah dilakukan dalam 10 tahun terakhit di 20 negara, dan tingkat error margin-nya mencapai 5%.