Sabtu, 14 Februari 2009

Arus Barang dari Kawasan Berikat Cakung ke Priok Anjlok 75%

Arus distribusi barang dari kawasan berikat Cakung menuju Pelabuhan Tanjung Priok menyusut hingga 75% akibat belum rampungnya penyelesaian jembatan Marunda yang menghubungkan dua lokasi tersebut yang sudah berlangsung 3 minggu lalu.

Arus kontainer yang tadinya mampu mencapai 6 rit per hari, dengan belum rampungnya perbaikan Jembatan Maruda hanya mencapai 1,5 rit per hari. Selama menunggu perbaikan tersebut para kontainer menggunakan jalur alternatif sehingga arus antrean semakin panjang.

Demikian disampaikan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam acara kunjungan ke kawasan Marunda, Jakarta, Sabtu (14/2/2009).

Dalam kesempatan yang sama Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal dan Wakil Sekretari Kabinet Bidang Hukum dan Perundang-undangan Lambock Nahatands mendampingi Mendag.

"Arus kontainer dari 6 rit per hari sekarang hanya 1,5 rit," ujar Mari.

Ia mengatakan awalnya rencana perbaikan bisa selesai dalam waktu 3 minggu lalu, namun hingga hari ini belum rampung. "Yah minimal sudah ada perbaikan," jelasnya.

Mari menjelaskan dengan adanya perbaikan jembatan Marunda yang lama dan pembangunan jembatan baru yang kebetulan bersebelahan diharapakan akan mengurangi kemacetan di jalur Cilincing. Hal ini menurutnya penting sebagai bentuk upaya pemerintah memperlancar arus barang termasuk di kawasan menuju Tanjung Priok.

"Ini konsen kita bagaimana arus barang ke priok dari daerah industri bisa lancar," ucapnya.

Terhambatnya arus barang ini diakuinya akan menambah ongkos distribusi. Terlebih lagi saat ini pemerintah sedang menggenjot peningkatan ekspor, sehingga terhambatnya arus barang menuju pelabuhan ekspor sangat merugikan.

"Dalam keadaan yang sulit bagaimana mengurangi hambatan. Anggap saja ini biaya ekonomi tinggi, yang menjadi concern pemerintah, menghilangkan biaya tinggi dan mengurangi," jelasnya.

Mengenai kondisi perbaikan jalan yang molor dari waktu yang dijanjikan, Mari menegaskan meski tidak sesuai dengan jadwal, setidaknya berdasarkan pemantauannya sudah ada perbaikan.

"Ini sudah baiklah sudah ada kemajuan, kalau belum ada perbaikan bolehlah kita marah. Kalau April bisa selesai, maka bisa kembali rit biasa," ucapnya.

Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menambahkan keterlambatan perbaikan jembatan ini disebabkan karena ada upaya untuk mendapatkan kekerasan yang merata.

"Jembatan ini yang membangun pemda, tapi pemda meminta pertolongan dari Binamarga. Kalau lihat kayak gini akan mundur selesainya sampai 2 minggu, dari 21 hari yang dijanjikan," ucap Jusman.